Keajaiban ^ ^

Hajar dan bayinya tlah ditinggalkan oleh Ibrahim di lembah itu.
Sunyi kini menyergap kegersangan yang membakar....
Yang ada hanya pasir dan cadas yang membara....
Tak ada pepohonan tempat berlindung......
Tak terlihat air untuk menyambung hidup....
Tak tampak insan untuk berbagi resah....
Kecuali bayi itu.....





Isma'il....
Dia kini mulai menangis begitu keras karena lapar dan kehausan...

Maka Hajar pun berlari, mencoba mengais jejak air untuk menjawab tangis putra semata wayangnya.
Ada 2 bukit disana, dan dari ujung ke ujung coba ditelisiknya dengan seksama.
Tak ada....
Sama sekali tak ada tanda.

Tapi dia terus mencari....
Berlari.....
Bolak balik 7 kali...
Mungkin dia hanya ingin menunjukkan pada ALLAH, sebagaimana telah ia yakinkan sang suami, "jika ini perintah ALLAH, Dia takkan pernah menyia-nyiakan kami!".

Maka keajaiban itu memancar.
Zam-zam!!!

Bukan!!! bukan dari jalan yang ia susuri atau jejak-jejak yang dia torehkan diantara shafa dan marwah.
Air itu muncul justru dari kaki isma'il yang bayi.
Yang menangis....
Yang haus.....
Yang menjejak-jejak..
Dan Hajar pun takjub!!



Begitulah..
Keajaiban itu datang...
Terkadang tak terletak dalam ikhtiar-ikhtiar kita.
Mari belajar pada Hajar, bahwa makna kerja keras itu adalah menunjukkan kesungguhan kita pada ALLAH. 

Mari bekerja keras seperti Hajar, dengan gigih, dengan yakin.
Bahwa Dia tidak pernah menyia-nyiakan iman dan amal kita. lalu biarkan keajaiban itu datang dari jalan yang tak kita sangka atas iradah-Nya yang Maha Kuasa. dan biarkan keajaiban itu menenangkan hati ini dari arah manapun Dia kehendaki.

Bekerja saja....
Maka keajaiban akan menyapa dari arah tak terduga...


Komentar

Postingan populer dari blog ini

di-TANYA-i

My kind of Idul Adha's Holiday (Pt.2)