RONNIN part 1

Mungkin banyak orang yang bertanya-tanya, Ronnin itu apa ya???
Yang judul film itu ya?? yang tentang samurai-samurai itu..

Bukan!!!.....
Ronnin yang pingin aku bahas kali ini adalah program bimbingan belajar untuk alumni SMA.


"Ronin (浪人 rōnin?) atau rōshi adalah sebutan untuk samurai yang kehilangan atau terpisah dari tuannya di zaman feodal Jepang (1185-1868). Samurai menjadi kehilangan tuannya akibat hak atas wilayah kekuasaan sang tuan dicabut oleh pemerintah. Samurai yang tidak lagi memiliki tuan tidak bisa lagi disebut sebagai samurai, karena samurai adalah "pelayan" bagi sang tuan.
Dalam budaya populer, ronin didramatisasi sebagai samurai tak bertuan, hidup tak terikat pada tuan atau daimyo dan mengabdikan hidup dengan mengembara mencari jalan samurai yang sejati.
Di zaman Jepang kuno, ronin berarti orang yang terdaftar (memiliki koseki) sebagai penduduk di suatu tempat, tapi hidup mengembara di wilayah lain sehingga dikenal juga dengan sebutan furō (pengembara)." (Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Ronin)


Berdasarkan kutipan diatas ada hal yang harus di garis bawahi, yaitu ronnin adalah istilah bagi samurai yang tidak memiliki tuan atau master. Berdasarkan penganalogian itu, ronnin pada zaman sekarang bisa juga di artikan sebagai lulusan SMA/sederajat yang belum diterima di universitas.

Lebih jauh lagi ronnin juga bisa diartikan lulusan SMA yang punya cita-cita yang kuat dan tidak mau menyerah pada keadaan dan memilih untuk mengulang ujian SBMPTN atau apalah namanya itu pada tahun berikutnya.

Back to the topic I mean..
Gue adalah lulusan SMA tahun 2012.
Ketika gue lulus SMA gue cuman punya satu cita-cita, gue pingin jadi dokter.
Alasannya???
Alasannya sih simple aja, gue pingin jadi dokter spesialis kandungan (Sp.OG).
Kenapa spesialis kandungan? karena dari pengalaman gue, di daerah gue Sumatera Barat, dokter kandungan itu termasuk langka padahal sangat dibutuhkan, dari yang sedikit itu, dokter kandungan yang perempuan bisa dihitung dengan sebelah tangan. Gue pingin nambah jumlah spesialis kandungan perempuan di sumbar, biar para ibu-ibu ga kesulitan dan ga harus terpaksa pergi ke dokter kandungan laki-laki. Karena gua yakin bayak pasangan yang ga ingin istrinya di periksa oleh dokter spesialis kandungan laki-laki.

As simple as that...
Tapi, ada satu kesalahan fatal yang gue lakukan...
Di saat-saat penting yaitu ketika bimbel intensif SNMPTN tulis (waktu itu namanya masih itu) gue main-main, males belajar lah, ditambah lagi gue dapet jadwal bimbelnya sore abis ashar...

Pas ujian gue udah yakin gue ga bakal lulus, karena usaha gue bener-bener ga sebanding dengan apa yang gue mau..
Gue pingin masuk kedokteran, yang dimanapun diambil persaingannya itu ketat banget..

Pas hari pengumuman, benerkan sesuai dugaan gue, gua ga lulus...
Dan entah kenapa gue sedih banget, padahal gu udah yakin gue ga lulus..
Bahkan gue sampe nangis semalaman, bener-bener semalem suntuk...
Saking sedihnya gue, gue sampe mutusin kontak sama temen-temen gue, entah alesannya apa...
Semua telfon, sms ga ada yang gue bales...

Tapi, keesokkan paginya gue beranikan diri buat bilang ke bokap gue (soalnya waktu itu bunda lagi di Jakarta)..
"ayah, aku.. mau ronnin aja, aku gamau ambil kebidanan itu (ceritanya kemaren itu gue sempet lolos test di jurusan kebidanan), kalo misalnya aku tetep ambil dan ngulang test lagi tahun depan, aku ga yakin aku bakal lulus. Aku gamau jadi bidan, bukannya profesi bidan itu ga bagus, cuman aku tetep pingin jadi dokter. Aku mau ronnin dan aku janji aku bakal belajar sungguh-sungguh untuk persiapan ujian tahun depan. Ga akan lama kok yah, satu tahun ini...."

Awalnya gue kira ayah gue bakal marah, ternyata beliau justru bilang hal yang bener-bener di luar ekspektasi gue.
"ya udah gapapa, kalau memang itu yang jadi keputusan biqi, ayah hanya bisa mendukung saja, biqi udah dewasa biqi tahu yang terbaik buat diri biqi sendiri, asal kamu jangan pernah menyesali apa yang jadi keputusan kamu sekarang."

Speechless...

Gue tahu konsekuensinya, gue harus bekerja 2 kali lipat lebih keras dari orang lain, gue harus bisa buktiin ke orang tua gue, ke keluarga gue, ke temen-temen gue dan kesemua orang bahwa gue bisa...

Akhirnya selepas lebaran gue masuk ronnin...
Temen pertama gue namanya Futty, Futty Rofisa Ananda Putri.
Gue kagum sama perjuangan dia buat bisa ronnin...

Gue, ketika gue memutuskan untuk ronnin orang tua gue dukung, sedangkan futty enggak, bahkan ketika hari itu dia masuk kelas, di baru bayar uang pendaftaran aja, karena orang tua dia sama sekali gatau kalau dia ronnin...

Hampir setahun gue lalui bareng ke 69-an temen ronnin gue yang lain (ipa 2 kelas dan ips 1 ke;as)...
And you know?? they are the best thing and friends ever I meet in whole my 18 years life...
Mereka bukan hanya jadi temen gue, tapi lebih,...
Mereka adalah keluarga gue..
Ya.. my new family, all things there, friends, teachers, employees even the office boy...
Saling menyemangati ketika salah satu dari kami mulai ga semangat..
Saling berbagi ilmu, ketika ada yang mengerti dan tidak...
ibadah bersama.. makan bersama.. semuanya...

Kami punya cita-cita..
Kita berjuang bersama... artinya kita harus bisa sukses bersama..

-to be continue-


Komentar

  1. Karena kita di Ronin adalah keluarga..

    BalasHapus
  2. iya jannah.. keluarga yang walaupun tidak terikat hubungan darah tapi akan tetap menjadi keluarga smpe kapanpun.. luv U jannah :*

    BalasHapus
  3. love you janah love you my big biqqi :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

di-TANYA-i

I'm dying to sounds like a London-ers