Kak Rintoel ^ ^

Di postingan kali aku pingin sedikit bercerita tentang pertemuan yang sudah dinanti-nantikan semenjak 5 tahun yang lalu..
Kenapa kok bisa selama itu?
Kalian akan mengerti ketika membaca kisah ini secara lebih lengkap... (gue geli sendiri waktu ngetik kalimat ini, entah kesambet apa gue bisa meng-create kalimat barusan)

Gugup rasanya ketika akhirnya menulis lagi.
Kembali menarikan jemari di atas keyboard yang biasanya lebih sering digunakan untuk mengetik keyword tugas di google atau sekedar mengetik ctrl+C, ctrl+X atau ctrl+V XD.

Ketika akhirnya gue memutuskan untuk bercerita, bingung mau mulai dari mana.
Sebenernya keinginan buat ngeposting cerita ini muncul gara-gara abis baca blog teman tentang pengalaman dia ikut seminar + jalan-jalan di Jogja (you know that you are the friend whom I talked about after read this heheheh) serta pengalaman dia musti transit 14 jam lamanya.

Jadi inget, udah lama enggak nulis cerita apa-apa di blog ini.....
Semenjak ....
(ah, kisah pahit itu sebaiknya kita simpan rapat-rapat. Namanya juga berbagi di social media, artinya musti siap untuk di lihat umum, musti siap untuk di komentari baik maupun buruk dan sayangnya saat giliran dapet komentar 'buruk' gue ga siap mental dan akhirnya memilih untuk sementara vakum dari kegiatan cerita menceritakan daily life. SEKIAN dan TERIMAKASIH).

Back to setelah baca tulisan temen di blog nya itu, gue jadi kepikiran buat cerita tentang pertemuan singkat namun sangat berharga dengan seorang kakak kelas yang sedang merantau jauh ke negeri tempat tinggal mr.Klee & mr.Kandinsky (siapa mereka? tanya google aja ya )

Namanya kak Rini lengkapnya Syafitri Anggraini.
Kadang gue suka manggil dia kak Rintoel.
(Gatau sejak kapan dan kenapa bisa manggil kak Rini jadi kak Rintoel)
Yang lagi menempuh pendidikan di bidang teknik kedokteran nun jauh di Jerman sana dan tiap sekali-sekali nya pulang kita berdua ga pernah berjodoh untuk ketemu. 
Mostly sih gara-gara gue nya yang tiap libur Idul Fitri kagak pulang ke Padang hehehehe...

Bisa deket sama kak Rini awalnya dari.... dari mana ya?
Pokoknya pertama tahu kak Rini itu pas dia kelas 2 smp dan aku kelas 1 smp.
Aku dan beberapa temanku mendapatkan kesempatan untuk mengikuti semacam training study club di sekolah ku di Padang. Saat itu kami murid kelas 1 smp berdomisili di Solok, sedangkan kelas 2 smp dan seterusnya di Padang.
Ketika mengikuti training study club ini aku pertama kali tahu kak Rini, saat istirahat dia dan beberapa temannya datang ke ruang kelas tempat aku mengikuti training.

First impression? nothing. Seingatku bahkan kami tidak berkenalan.
Sepertinya kami mulai akrab semenjak aku naik kelas 2 smp yang artinya pindah sekolah ke Padang. Asrama yang waktu digabung antara kelas 2 smp & 3 smp membuat aku berkenalan dengan banyak kakak kelas termasuk salah satunya kak Rini.

Singkat cerita, ketika aku kelas 2 sma dan saat itu anak kelas 3 sma sudah selesai UN dan pulang ke rumah masing-masing untuk melanjutkan bimbel persiapan masuk perguruan tinggi, kak Rini menjadi salah satu senior yang betah tinggal di asrama. Bukan, bukan karna kak Rini lagi bimbel, wong dia udah lulus tes kuliah yang di Jerman itu. Kalau tidak salah sembari menunggu wisuda yang berjarak 1 bulan dari UN.
Bener juga sih, dari pada mondar-mandir (soalnya kak rini berdomisili di Bengkulu) mending stay di asrama aja.

Jadilah kak Rini tempat pelarian aku dan teman-temanku ketika lelah musti berbahasa (hehehehhe jangan ditiru ya....) dan curhat, juga tempat belajar (menculik ilmu kak rini sebanyak-banyak nya sebelum dia berangkat ke Jerman).

itu 2011. 
5 tahun berlalu dan Alhamdulillah pertengahan tahun ini dapet kabar kalau kak Rini bakalan pulang ke Indonesia lagi. 
Daaann.. akhirnya setelah 5 tahun dan Alhamdulillah di hari kak Rini transit, kuliah lagi engga hectic dan bisa selesai lebih cepat, jadilah aku menyusul ke bandara soetta untuk bertemu.

Lama tak berjumpa, tak ada yang berubah sedikit pun dari kak Rini.
Ya cerewet nya....
Ya pipinya (ups.. kalo yang ini semakin bulad saja)
Ya.. apapun itu ga ada yang berubah, she still kak Rini that I knew from 5 years ago.
Lengkaplah sudah ketika ketemu ka Rini bakpao ketemu bakpao. 
Ditambah Iffah yang pipinya juga balapan bakpao sama kami berdua.

Banyak kisah yang terurai menemani 7 jam transit kak Rini di Jakarta menjelang berangkat ke Jerman sana. Mulai dari kisah dia selama tinggal di Jerman, hal-hal apa yang selalu bikin dia kangen sama Indonesia. Suka duka pas awal nyampe Jerman, mulai dari kendala bahasa dan cuaca.
Pokoknya segala keingintahuanku tentang negerinya Walter Gropius  aku tanyakan ke kak Rini. Apalagi setelah belakangan aku nonton film Rudy Habibi, makin antusias pingin tahu kehidupan sebagai mahasiswa di Jerman sana,

Setelah puas bercerita tentang kehidupan di Jerman.
Giliran kami bercerita tentang kehidupan sebagai sesama mahasiswa.
Mulai dari sama-sama jadi anak rantau,
Sama-sama jarang pulang kampung,
Sama-sama anak teknik (nah, ini nih... ternyata mau kuliahnya di Jerman mau di Indonesia, nasib nya anak teknik ya sama aja, sama-sama susah dan menyedihkan T T)

Puas bercerita tentang masa sekarang, akhirnya topik tentang kisah masa lalu pun bermunculan. Gimana kenakalan jaman smp & sma dulu. Serta bagaimana kehidupan & lingkungan sekolah kami itu sekarang (pastinya sudah sangat jauh berbeda dari terakhir kali kami tinggalkan). Karena kak Rini berkesempatan menginap 1 minggu, jadi berinteraksi langsung dengan adik-adik kelas di sekolah lama kami dibandingkan aku yang hanya sekedar sering mampir saja ke sana.

bulad bulad bulad seperti tahu bulat di goreng dadakan 500 saja

Puas cerita-cerita akhirnya 7 jam yang super quality time itu berakhir. (T T) 
Pengen rasanya cepet-cepet bisa ketemu lagi ama kak Rini dan ga cumen nongkrong di bandara. 
Sebelum masuk buat check in, kak Rini nyempetin belanja coklat oleh-oleh buat di Jerman. Katanya di Jerman sana ga ada coklat yang seenak Si*er Qu*en. Jadi deh itu tas makin penuh gara-gara coklat (harapan : semoga itu coklat ga meleleh sebelum sampe Jerman ya).

Setelah masuk ruang check in kami masih di suruh menunggu sebentar. 
Belum pamitan ama belum foto lengkap bertiga kitanya. Jadi setelah check in baru foto-foto.

terima kasih buat temen kak rini yang sudah dengan baik hati 
mau memaklumi ke-alay-an pose foto kami 
dan tetap bersabar dan tidak memilih untuk membanting 
hp saya karna kami kelamaan milih gaya buat foto.






Komentar

Postingan populer dari blog ini

di-TANYA-i

I'm dying to sounds like a London-ers